Rabu, 23 Februari 2011

Supervisi oh supervisi

Dengan sangat mendadak, kepsekq bilang : bu elok bsk supervisi ya kelas 11 ips, dengan santai aku jawab, iya bu, tapi dalam hati : kok cepet n mendadak banget, guru yang lain kan 2 minggu sebelumnya diberi tahu, huhuhuhu, hiks hiks hiks, alhasil malam ini saya lembur deh mempersiapkan materi, hehe

Minggu, 20 Februari 2011

Hollywood oh hollywood

Wuaaaaaa, baca status temen yg blg klo film luar bakalan jarang krn tinggix pajak yg dkenakan, masih bisa ketawa2, sambil dalam hati berkata : kan masih bisa download,hehe. Tapi, pas lihat langsung beritanya di TV, omigod ....baru terasa banget klo aq g relaaa banget dg kebijakan dirjen pajak itu, maux apa sih???? apa supaya film2 indo yg serba horor n vulgar itu smakin eksis dan merajalela gitu? hadeeeehhhh, ada apa sih dengan negeri ini, it's oke klo film2 indo kaya Laskar pelangi or Arisan, tapi cuma brp persen sih film Indo yg bermutu ky gitu? blm tentu setahun ada 1 biji. Emang mafia pajak g bisa ya cari duit dari yg lain, orang udah nilep byk duit rakyat kok ya masih kurang .... ?????
Film hollywood memang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak, tapi menyangkut pemenuhan kebutuhan orang akan rekreasi dan refreshing. Tidak hanya dari segi hiburan, film juga bisa bermakna lebih ketika seseorang bisa mengambil manfaat atau pelajaran berharga atau mengambil hikmah dari pesan yang coba disampaikan dalam sebuah film. Pokokx g rela film2 hollywood bakal hilang peredarannya :'( nangis guling2 deh...
Jangan-jangan ntar menyusul buku import g boleh masuk, huaaaa...menyebalkan...:O

10 hari lagi....ups salah 8 hari lagi ternyata

Tak terasa, sekarang sudah tanggal 20 Februari 2011, artinya 8 hari lagi semua perangkat analisis nilai dan kawan-kawan harus sudah selesai....bisakah??? bisa sih kalo aq totally at home, masalahx kan I'm very busy ... double job, right? huaaaaaa .... smoga dberi kemudahan, kelancaran, mood yg bgs sepanjang minggu jd bisa selesai on time, amiiiin. Yang MTs udah kelar, yang MA yang baru jalan ...olala....

Jumat, 18 Februari 2011

Supervisi Guru

http://www.scribd.com/doc/25248782/Supervisi-Pembelajaran-Untuk-an-Guru-Sebagai-Sumber-Daya-Manusia-Pendidikan#

Rabu, 16 Februari 2011

Komparasi kekinian dengan masa lalu

Hari ini di kelas XI IPS, presentasi makalah mengenai organisasi-organisasi pada masa pergerakan nasional, yang salah satunya adalah organisasi wanita. RA Kartini tentu disebut karena beliaulah perintis emansipasi wanita di Indonesia yang terkenal dengan bukunya  Habis gelap terbitlah terang.
Ada beberapa pertanyaan terlontar dari siswa yang kemudian aku jelaskan. Sebagai guru, bagiku sangat menyenangkan ketika dari sebuah pertanyaan siswa aku bisa menjelaskan/menjawab tentang hal tersebut dan kaitannya dengan situasi terkini sehingga mereka cenderung lebih memahami sesuatu yang aktual daripada sekedar sejarah yang identik dengan 'masa lalu'. Terlihat bedanya raut muka borred mereka ketika aku hanya melulu menjelaskan mengenai materi pelajaran secara kaku dibanding dengan jika ada variasi atau benang merah yang bisa kita tautkan antara masa lalu dan masa kini. Kalau kita cermat untuk bisa mengaitkan peristiwa masa lalu dengan peristiwa kekinian, maka siswa relatif lebih bisa memahami karena bagaimanapun mereka hidup di masa kini dan akan sulit bayangan mereka tentang masa lalu jika kita sebagai guru tidak berusaha mencarikan perbandingan peritiwa kekinian sebagai gambaran tentang masa lalu tersebut.

Hidup adalah pilihan :D

Hidup adalah pilihan ... klise tapi konsekuensinya sangat berat (setidaknya bagiku dari sudut pandangku tentunya)
Aku memutuskan tetap bekerja setelah menikah, tidak hanya one job tapi double job :) Sebelum menikah, aku hanya bekerja sebagai karyawan swasta, tapi setelah menikah kebetulan aku juga mendapat kesempatan menjadi guru (seperti harapan ortuku. Mereka selalu bilang: Profesi yang paling cocok untuk perempuan adalah guru, jam kerjanya hanya setengah hari, kalo suami kerja dan anak sekolah-kita juga mengajar, ketika mereka pulang-kita sudah di rumah. Dan aku selalu sambil lalu menanggapainya dengan alasan : pertama, cari sekolah tanpa koneksi nonsens meski akhirnya kemudian aku mendapatkan sekolah tempat mengajar melalui tes tanpa koneksi :) kedua,  aku cukup enjoy dengan pekerjaanku. Namun seiring dengan berjalannya waktu aku mulai merasakan kebenaran kata-kata ortuku). Sayangnya, dari sisi finansial aku masih merasa bahwa sebagai karyawan swasta aku bisa menabung karena gajinya lumayan sedangkan menjadi guru sebagai media aktualsasi dan pemanfaatan ilmu karena memang sebagai guru swasta masih jauh untuk bisa menabung:)-tapi aku ikhlas dalam menjalaninya karena memang menjadi guru adalah menyenangkan-pikiran dan wawasan kita senantiasa berkembang.
And .... the problem is .... aku kurang punya waktu di rumah atau kalaupun di rumah selalu kebalikan dengan ritme kerja suami. Aq mulai di LBB tempat aku kerja jam 12 siang sampe jam 18.30 sedangkan suamiku bekerja di pagi hari, artinya ketika aku tidak mengajar, aku di rumah sendirian sementara suamiku bekerja, dan ketika dia pulang, aku berangkat kerja, belum lagi kalo selasa-kamis di mana aku mengajar 6 jam di sekolah, praktis, jam 19.00 aku baru bisa bareng ama suamiku di rumah. Kadang, aku sampai pada titik jenuh bahkan give up untuk terus double job, suami juga pengennya aku jadi guru saja tanpa jd karyawan swasta supaya tidak capek dan banyak waktu tinggal di rumah. Tapi ketika  bosan dan jenuh itu menderaku, selalu muncul 1000 alasan agar aku tetap bekerja, misalnya : mumpung masih muda lebih baik bekerja keras-kalo udh tua baru kerja kan malesn udah payah, mumpung belum punya baby jd bisa all out bekerja-kalo udah pny baby baru fokus jd bu RT-lalu kalo pny uang sendiri kan g sepenuhnya bergantung pada suamI, bahkan bisa bantu/patungan kalo mau beli barang yang diinginkan tanpa menunggu lama, de el el deh. Untungnya sejauh ini aku punya suami yang sangat pengertian, dia selalu siap membantu tugas2ku dan memahami kesibukanku, meski akulah yang sering merasa bersalah sering meninggalkannya di rumah sendiri:'(
Aku sensitif banget orangnya-udah bawaan bayi kata ibuku, susah banget diilangin meski selalu berusaha untuk menjadi orang cueks bebeks :D.Capek dan tugas yang menumpuk terkadang membuatku uring2an dan imbasnya tentu saja di rumah, kalo sudah dihadapkan pada masalah ini, rasa bersalah dan semua capek jenuh marah bercampur jadi satu. 
Aku berusaha mempersiapkan segala sesuatunya baik mental maupun tabungan yang cukup untuk suatu ketika aku memutuskan resign dari tenpatku bekerja selama hampir 4 tahun ini. Semoga pilihan yang aku ambil saat ini adalah yang terbaik meski nantinya aku pada akhirnya nanti hanya menjadi guru saja :)

Senin, 14 Februari 2011

Tidak ada judul

Jujur, karena saya memang double job :D saya mengerjakan analisis nilai di sela-sela  pekerjaan saya yang satunya;). Nah ketika mengerjakan, saya ke-gap (caught in act alias ketangkap basah) sama teman guru dari sekolah lain. Komentar dia ketika saya sangat ribet dengan file-file saya :
Dia :" Sekolah swasta aja kok ribet gitu sih mbak? saya lho yang di sekolah negeri g ribet gitu kok"
Saya: " Ya gpp pak, saya kan pengen bener2 jadi guru yang baik, perangkat pembelajaran lengkap, analisis nilai juga bikin, jd th perkembangan siswa dan tahu materi kita yg mana yg siswa blm paham"
Dia: Halah itu kan cuma konsep aja mbak, sing penting kan anak2 ngerti, lapo ruwet2 ngunu, nggarai ngelu ae. Guru2 tuwek konco2ku lho g ngerti ngunu2 iku blas"
Saya hanya mbatin: lha masio g iso gawe kan wes podo nduwe NIP pak, iso g iso tetep bayaran kan, hehe
Kemudian dia berlalu masuk kelas.  Ya sudahlah, biarkan dia komentar apa, yg penting saya berusaha melaksanakan apa yang sudah diwajibkan dari sekolah, toh saya juga merasakan manfaatnya meski mengerjakanx sangat menyita waktu dan energi, capek dan ribetx hanya KARENA BELUM PERNAH DAN BELUM BIASA, klo sudah biasa pasti mudah.
Jadi, mari semangat teman2 guru di MTs / MA Al-Hikam, Jatirejo Diwek Jombang

Analisis Nilai

ANALISIS NILAI SISWA
SEKOLAH                                          : AL-HIKAM
KELAS                                                : VIII (DELAPAN)
SEMESTER                                         : I (GANJIL)
STANDAR KOMPETENSI                : Memahami Lingkungan Kebudayaan Manusia 
KOMPETENSI DASAR                     : Mendeskripsikan Kehidupan Masa Pra Aksara di Indonesia
JENIS SOAL                                     : Pilihan Ganda (25 butir)
JENIS ULANGAN                            : ULANGAN HARIAN 1
NO NAMA ANALISIS NILAI JUMLAH  % KETUNTASAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 YA TDK
1 ACH. BAIHAQI 4 4 0 0 4 0 4 0 4 0 4 4 0 4 4 0 4 4 4 0 0 4 4 0 0 56 56  
2 ADI FIRMANSYAH 4 0 0 4 4 0 0 0 0 0 4 0 4 4 4 0 0 4 0 0 0 4 4 0 0 40 40  
3 ARVIAN OPY 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 0 0 4 0 0 0 68 68  
4 FIKRI A. ROMADHON 4 0 0 4 4 0 0 0 4 0 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0 0 44 44  
5 GINTING EDY SETIAWAN 4 4 4 4 4 0 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 0 0 4 0 0 68 68  
6 ILHAM KURNIAWAN 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 84 84  
7 M. FAUZAN NI'AMI 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 0 0 80 80  
8 MOCH. EFFENDIE 4 4 0 0 4 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 4 4 4 0 0 68 68  
9 MOH. ASEP UBAIDILLAH 4 4 0 0 4 0 4 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 0 0 68 68  
10 NOPI YANTO 4 0 0 0 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 68 68  
11 NURI SRI FANNY 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 0 0 0 4 4 4 76 76  
12 RIZAL BAGUS SETIAWAN 4 4 0 0 4 0 4 0 4 0 4 4 4 0 0 4 4 0 4 0 4 0 0 0 0 48 48  
                                                             
  Jumlah Siswa 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12        
  Skor Ketercapaian 12 9 4 7 12 1 10 9 9 5 12 10 9 12 11 7 9 12 10 1 3 10 10 2 2        
  %Ketuntasan 100 75 33.3 58.3 100 8.33 83.3 75 75 41.7 100 83.3 75 100 91.7 58.3 75 100 83.3 8.33 25 83.3 83.3 16.7 16.7        
































Mengetahui ,
























Jombang, 25 Agustus 2010

Kepala MTs AL-HIKAM
























Guru Mata Pelajaran 






























































































Hj, Maftuhah Mustiqowati, S. Ag






















Elok Wardaniyah, S.S

Minggu, 06 Februari 2011

Pendidikan karakter dalam Sejarah

Baru saja membaca salah satu blog dari teman sesama guru yg membahas pendidikan karakter dalam sejarah. Selama ini meski belum begitu memahami tentang bagaimana pendidikan karakter itu sebenarnya, ternyata apa yang sudah coba saya lakukan selama ini dalam menyampaikan materi sejarah sudah hampir bisa disebut sebagai pendidikan karakter, cuma perlu lebih mengasah lagi kemampuan akan wawasan global yg erat kaitannya dengan materi mengajar saya, misal: peristiwa up to date apa saja yang bisa saya jadikan contoh untuk menggiring siswa supaya bisa 'klik' memahami apa yang saya sampaikan. Saya juga sering melempar pertanyaan pada siswa ttg suatu peristiwa sejarah, apa dan bagaimana pendapat serta perspektif mereka ttg peristiwa tersebut? setelah ada feedback baru saya tahu sejauh masa siswa sudah memahami (atau minimal sudah pernah mengetahui meski belum paham sepenuhnya). Setelah materi saya sampaikan selesai, lagi saya menanyakan pada mereka, apa yang bisa kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut, jika mereka blm bisa menjawab, maka bisa dikatakan saya belum berhasil melakukan/menerapkan pendidikan karakter pada kelas tsb, artinya masih ada PR buat saya untuk mengulangnya dg cara berbeda di lain kesempatan/pertemuan.

Sejarah Bukan Sekedar Hafalan (copas)

JAKARTA - Pendidikan Sejarah telah mengalami pergeseran visi, dari penanaman nilai afeksi pada siswa menjadi sebatas penamaman kognisi siswa. Sejarah seharusnya pendidikan tentang nilai, bukan sebatas hafalan nama pahlawan dan hari-hari besar nasional.
"Sejarah seharusnya dimaknai, bukan dihafalkan," ujar Ketua Umum Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Ratna Hapsari di Graha Utama Gedung Kemdiknas, Jumat (12/11/2010).
AGSI juga menyampaikan beberapa keluhan seputar pendidikan sejarah di Indonesia. Pertama, kurikulum pendidikan sejarah sangat padat sehingga aspek kognitif lebih ditekankan dari pada menyentuh afektifitas siswa. "Akibatnya, selain hanya sebatas hafalan, pendidikan sejarah juga hanya mengulang materi pelajaran pada jenjang pendidikan sebelumnya dan tidak mengutamakan proses," demikian seperti dikutip dari Rekomendasi tertulis AGSI.
Masalah kedua adalah belum lengkapnya buku dan sumber pelajaran sejarah lainnya yang tersedia secara gratis untuk mendukung pengembangan dan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah.
Problem ketiga, pendidikan sejarah juga masih dibatasi dengan minimnya jam tatap muka dan perbedaan materi pelajaran di program IPA, IPS, dan Bahasa.
Hal itu membatasi waktu guru dalam mengeksplorasi kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Tidak hanya itu, guru pun mendapat kesulitan dalam menyiapkan pembelajaran sejarah yang komprehensif.
Keempat, kegiatan pengembangan profesi guru berupa pelatihan dan peningkatan pendidikan akademik guru sejarah ke jenjang magister maupun doktoral masih terbatas.
Keterbatasan ini juga terdapat pada keterlibatan peran guru sejarah dan atau organisasi profesi guru sejarah dalam menentukan kebijakan dalam pendidikan sejarah. Hal tersebut ditambah lagi dengan masih minimnya fasilitas dan pendanaan yang diberikan pemerintah dalam pengembangan organisasi guru sejarah agar mereka mampu mengoptimalkan perannya.
Curhat AGSI disampaikan dalam Diskusi Publik Nasional: Mengkaji Ulang Peranan Pendidikan Sejarah yang digelar hari ini di Gedung Kemdiknas, Jakarta.
Grace Leksono, staf Institut Sejarah Sosial Indonesia dalam bidang pendidikan menyatakan, kekacauan dalam pendidikan sejarah merefleksikan bagaimana orang Indonesia memahami dan menghargai sejarahnya. "Yang perlu ditekankan dalam pendidikan sejarah adalah konteks sejarahnya, bukan semata-mata sejarah tentang orang-orang besar," ujar Grace.
Menurutnya, salah satu cara mengubah perspektif pendidikan sejarah adalah melalui jalur pendidikan yang kreatif.

Guru Kreatif. Creative Teacher (Copas dari salah satu blog guru:)

Guru Kreatif. Creative Teacher

Siswa sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.

Selamat datang pemerhati pendidikan di Indonesia

Saya adalah seorang  guru sekolah yang percaya bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup. Blog ini saya buat sebagai bagian dari proses refleksi saya sebagai pembelajar. Berawal dari tulisan di blog ini, saya banyak melakukan banyak workshop dan sesi pelatihan dalam memotivasi pembelajar  segala usia baik itu guru, orang tua maupun siswa. Tidak berhenti hanya dengan memotivasi, saya berikan juga peserta seminar atau pelatihan saya  model, strategi, template dan resep yang aplikatif yang langsung bisa diterapkan di lapangan. Semuanya merupakan hasil penerapan dan pengamatan selama saya berkarir sebagai guru.
Situs ini adalah presentasi yang berkelanjutan dari ‘percakapan’ sepanjang perjalanan belajar saya sebagai guru di kelas, fasilitator dan motivator untuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik.
Bahagia sekali saya apabila diijinkan mengiringi sekolah atau institusi anda dalam memberdayakan guru agar menjadi insan pembelajar dan profesional dalam bersikap dan mendidik siswa di sekolah. Jadi bergabunglah dengan saya.
Silakan melihat sekolah, perusahaan serta lembaga yang sudah bermitra dengan saya di halaman Mitra GuruKreatif. Saya juga membuat blog untuk kelas saya di http://year4gjis.posterous.com/
Saya bisa dikontak melalui telepon 0813. 155 90 729, email;  a.sampurno@gmail.com, yahoo messenger;  agusampurno@yahoo.com
Written by agusampurno
Desember 21, 2009 at 1:07 pm
Ditulis dalam Tak Berkategori

Strategi pembelajaran ‘Human Continuum’



Strategi ini saya gunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka terhadap keterangan atau topik yang sudah saya bahas di kelas. Daripada anda bertanya satu-satu kepada siswa anda apakah mereka sudah mengerti atau belum, lebih baik lakukan strategi ini.
Langkah pertama.
Jika anda (misalnya) sedang menjelaskan mengenai topik bencana alam, minta mereka bersikap terhadap pertanyaan ‘apakah kamu bisa menyebutkan jenis bencana alam yang terjadi di Indonesia ?
Minta mereka bersikap dan bertanya pada diri sendiri  sejauh mana mereka menguasai pengetahuan yang diajarkan. Minta mereka berdiri berjajar dari merasa paling banyak menguasai  sampai yang yang paling sedikit menguasai.
Langkah kedua
Minta mereka berjajar dari yang paling tahu sampai yang paling sedikit tahu. Lalu minta ujung barisan bertemu dengan ujung baris yang satunya. Biarkan yang paling tahu mengajari yang paling sedikit tahu. Dengan demikian mereka saling berbagi informasi dan berbagi bersama temannya dikelas.

Sabtu, 05 Februari 2011

Mengatasi Jenuh

Melelahkan memang melototin laptop melulu, mata panas, punggung capek, belum lagi bingungnya mengerjakan analisi nilai :'( . Ada beberapa tips dariku untuk mengatasinya :
               1. Usahakan mengerjakan analisa nilai di meja belajar (yang posisi duduknya bisa tegak/sejajar dengan laptop sehingga punggung tidak mudah capek.
               2. Urutlah dalam mengerjakan (misal dari kelas VII dahulu, memulai dari analisa ulangan harian2, baru kemudian UTS lalu UAS)
               3. Untuk membuang jenuh/penat di depan laptop, sambil online adalah smart solution:-), sambil ngerjain tugas sambil ngobrol ma teman2 d FB or pasang status2 d FB :-)
               4. Sering-sering minum air putih supaya tidak dehidrasi
               5. Siapkan camilan di sekitar anda, jd klo mulut udah kerasa asem, bisa nyamil deh
Sementara ini dulu tips2 yang kebetulan udah aku jalani, ntar klo ada lagi, aku share di blog ini deh.
Selamat mencoba ya ....:)

Berusaha menjadi guru yang baik

Bulan ini menjadi bulan yang sibuk buatku juga buat teman2 guru satu sekolahku di MTs/MA Al-Hikam karena kami harus segera mempersiapkan segala sesuatu untuk suprvisi kepala sekolah maupun pengawas dari Depag.
Saat melihat detail hal-hal yang diperlukan untuk menganalisis nilai, dalam hati udh bilang : wow...banyak banget, ribet pula kayax.Mengawalinya dengan bismillah, smg lancar dan aku nggak bingung memulainya dari kelas VII terlebih dahulu. Jreng.....ternyata .....ribet tapi awalnya saja, selanjutnya mudah kok :-)
Setelah benar-benar menerapkan analisis nilai barulah aku sadar kalo memang ini sangat penting sebagai bahan evaluasi (terutama bagi guru). Melihat banyaknya siswa yang tidak tuntas pada indikator tertentu menyadarkanku bahwa aku belum menjadi guru yang baik. Terbukti mereka belum bisa menyerap apa yang sudah kusampaikan. Dengan kesadaran ini, aku akan menjadikan hasil analisis ini sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki cara penyampaian dan variasi dalam gaya mengajarku supaya siswa2ku dapat menuntaskan semua indikator pada semester genap ini.